Selasa, 24 Januari 2012

MURA BONYI

Sebagai daerah yang agraris di Kalimantan pada Umumnya, dan di kabupaten Murung Raya pada khususnya, penduduknya kebanyakan bercocok tanam (baca berladang). Walaupun tidak sedikit kita dengarkan konotasi tentang cara berladang penduduk yang sering berpindah-pindah. Sebenarnya orang dayak dalam mengolah lahan pertaniannya tidak merusak ekosistem dan eksistensi dari hutan yang dibabat untuk dijadikan lahan bercocok tanam mereka. Karena warga Dayak tidak meninggalkan (menelantarkan) begitu saja lahan setelah mereka berladang, namun ditanami dengan tanaman buah-buahan, kebun karen, kebun rotan, damar dan lain sebagainya. dan tetap di kelola sampai anak cucu mereka nanti. 


Sehingga pola berladang orang Dayak tidak akan merusak lingkungan hidup.  Bahkan orang Dayak (Khususnya umat Hindu Kaharingan) di setiap mereka berladang menempuh beberapa proses ritual. Hal ini menandakan bahwa orang dayak sangat menjaga keseimbangan hubungan dengan alam lingkungan.

Salah satu ritual yang dilakukan pada proses berladang orang Dayak.  adalah Mura Bonyi. Mura bonyi dilakukan oleh keluarga yang akan melangsungkan penanaman padi sesaat (pada pagi hari) sebelum melakukan penanaman padi secara gotong royong oleh warga pada ladang yang bersangkutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar